Minggu, 16 September 2012

Kura-Kura Dalam Mitologi



    Kura-kura merupakan lambang yang terkenal dalam mitologi karena penampilan dan umur panjang mereka. Oleh karena tempurung pelindung dan penampilan charming secara menyeluruh, terkadang kita menemukan bahwa kura-kura adalah lambang dari aspek perlindungan dan kesejahteraan pada mitologi tertentu. Banyak budaya yang percaya bahwa kura-kura adalah binatang yang membawa dunia pada tempurungnya atau sebagai penunjang surga-surga.

    Dalam beberapa tradisi suku asli benua Amerika, kura-kura dipercaya membawa dunia di atas tempurungnya. Maha roh Cheyenne, Maheo, adalah nenek kura-kura tua yang menyangga bumi di tempurungnya. Bangsa Mohawk percaya bahwa gempa bumi disebabkan oleh nenek kura-kura tua yang sedang merenggangkan tubuh akibat menahan beban bumi yang ia sangga di tempurungnya.

    Dalam sejarah kuno, bangsa Mesopotamia percaya bahwa kura-kura merupakan perlambang dari salah satu dewa mereka yaitu Ea. Dan di Afrika, dalam mitologi suku Yoruba, dikenal Ijapa, si kura-kura darat penyihir yang ada dalam dongeng turun temurun.

    Dalam mitologi Hindu, dunia ditopang oleh empat ekor gajah yang berdiri di atas tempurung kura-kura. Akupara adalah seekor kura-kura darat dalam legenda Hindu yang memanggul dunia di penggungnya dan menjaga keseimbangan bumi dan lautan. Ada salah satu avatar Vishnu, yang dikenal sebagai Kurma, merupakan kura-kura raksasa. Avatar Kurma memiliki sebuah kuil, Sri Kurman Temple di Andhra Pradesh, India yang didedikasikan baginya.

    Di China, salah satu dari empat hewan terkemuka adalah seekor kura-kura data yang mewakili unsur air, melambangkan utara pada empat mata angin. Kura-kura darat tersebut mensimbolkan kekuatan, umur panjang dan keabadian. Kura-kura darat tersebut juga merupakan binatang nyata yang menjadi simbol pada kompas bangsa China tersebut, meskipun tetap terlihat seperti mahkluk mitologis dalam ilustrasinya.

    Juga di sejarah China, kura-kura kadang digunakan sebagai simbol selama pemakaman karena perlambangan kura-kura dengan umur panjang, atau sebuah bentuk makam yang disebut “kuburan kura-kura” yang dibentuk berdasarkan bentuk tempurung kura-kura. Pada masa dinasti Sui (581-618 CE) dan masa dinasti Ming (1368-1644 CE), pahatan patung kura-kura di atas sebuah penghargaan digunakan untuk mengenang jasa-jasa pejabat berpangkat tinggi. Patung-patung kura-kura yang sangat besar juga digunakan untuk mengenang para kaisar.

    Dalam mitologi China lainnya, setelah Gong Gong menghancurkan gunung-gunung, Dewi Nu Gua memotong kaki-kaki penyu untuk menggantikan gunung sebagai penopang langit. Dan tempurung kura-kura yang datar di bagian bawah dan membulat di bagian atas melambangkan pemikiran tentang bumi yang datar dan langit yang membulat.

    Pada periode Edo di Jepang, dikenal perlambang seekor kura-kura, Minogame, yang mensimbolkan keabadian dan kebahagiaan. Kura-kura juga berperan penting dalam legenda Urashima Taro yang terkenal. Para pemahat Netsuke dan perajin lainnya menyukai kura-kura darat untuk seni mereka. Ada sebuah pola artistik yang didasarkan pada bentuk heksagonal pada tempurung kura-kura darat.

    Dalam Feng Shui, dikenal Kura-Kura Darat Hitam sebagai bagian belakang rumah, menentukan rumah, kehidupan keluarga, dan hubungan personal. Seekor kura-kura darat di pintu belakang rumah atau di pekarangan belakang membawa banyak berkah dan keberuntungan.

    Dalam Daoist, segitiga Bumi-Manusia-Surga dilambangkan oleh seekor kura-kura. Dan dalam banyak representasi artistik, tiga kura-kura darat berdiri menopang satu sama lain melambangkan seorang ibu dan anak-anaknya, atau kehidupan dan kesuburan.

    Di pedesaan Taiwan, masyarakat membuat kue pasta berbentuk kura-kura untuk acara festival dimana untuk memperoleh kemakmuran, keharmonisan, dan keamanan untuk tahun mendatang, masyarakat membeli kue-kue tersebut di kuil-kuil mereka dan membawanya pulang untuk dimakan bersama keluarga.

    Masyarakat pulau Admiralty menceritakan dongeng bahwa manusia terlahir dari telur yang ditetaskan oleh kura-kura dunia dan banyak juga suku-suku Polynesia yang mempercayai kisah tersebut.
    Secara keseluruhan, kura-kura air atau kura-kura darat merupakan perlambangan dari umur panjang dan keberuntungan bagi kebanyakan orang di seluruh dunia. Kura-kura adalah makhuk yang begitu dicintai di seluruh dunia, dan kita bisa menemukan kura-kura bahkan dalam setiap aspek kehidupan bila kita memperhatikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar