Disini saya mau share mengenai pengetahuan dasar tentang kura-kura yang sebenarnya tidak terlalu diperhatikan oleh orang banyak,
kura-kura ternyata terbagi menjadi 3sebutan dibeberapa negara yaitu ; Turtle –
kura-kura akuatik (air), Tortoise –
kura-kura terrestrial (darat), dan Terrapin
– kura-kura semi akuatik – adalah reptil ,hampir semuanya memiliki tubuh yang
dilindungi oleh sebuah tulang khusus atau tempurung bertulang rawan yang
terbentuk dari rusuknya. kura-kura adalah kelompok reptil tertua, dan kelompok
yang paling purba dibandingkan kadal dan ular. Sekitar 300 spesies yang masih
ada saat ini, kebanyakan terancam punah.
Anatomi dan morfologi
kura-kura laut (penyu) memiliki ukuran yang lebih besar
dibanding di darat dan di air tawar.
Chelonian terbesar adalah penyu laut, yakni penyu laut
berpunggung bulu raksasa. Kura-kura air tawar umumnya
lebih kecil, tapi spesies terbesarnya adalah labi-labi (kura-kura bertulang
rawan) di Asia. Kura-kura darat (tortoise), Testudo, dan lainnya tersebar luas
di seluruh dunia pada zaman purba, dan kini banyak terdapat di Amerika Utara
dan Selatan, Australia, and Afrika. Mereka punah bersamaan dengan waktu kemunculan
manusia, yang diduga bahwa manusia memburunya untuk makanan.
Kura-kura terkecil adalah kura-kura darat dari Afrika
Selatan. Dua spesies kura-kura kecil lainnya adalah kura-kura lumpur dan
kura-kura musk Amerika yang hidup di wilayah yang membentang antara Kanada
hingga Amerika Selatan. Panjang tempurung dari banyak spesies dalam kelompok
ini adalah kurang dari 13 cm.
Leher yang berlipat
Kura-kura dibagi menjadi dua kelompok, menurut pada
bagaimana cara mereka menarik leher mereka ke dalam tempurungnya (sesuatu yang
tak bisa dilakukan oleh spesies purba Proganochelys): the Cryptodira, yang dapat menarik leher mereka dan melipatnya
dibawah spine-nya; dan Pleurodira,
yang dapat melipat leher mereka ke samping.
Kepala
Kebanyakan kura-kura yang menghabiskan hampir seluruh
hidupnya di daratan memiliki mata yang selalu melihat ke bawah pada objek yang
ada dihadapannya. Beberapa kura-kura air tawar, seperti kura-kura common dan
labi-labi, memiliki mata yang lebih dekat ke bagian atas kepala. Spesies
kura-kura ini dapat bersembunyi dari predator di perairan dangkal dimana mereka
menenggelamkan seluruh badannya dalam air kecuali mata dan lubang hidungnya.
Penyu laut memiliki kelenjar dekat matanya yang menghasilkan air mata bergaram
yang berfungsi untuk membuang garam berlebih dari tubuhnya yang diambil dari
air yang mereka minum.
Kura-kura memiliki keistimewaan berupa kemampuan penglihatan malam hari yang hebat yang
disebabkan oleh sejumlah besar sel batang pada retina mereka. Kura-kura
memiliki penglihatan warna dengan kekayaan subtipe cone dengan sensitivitas
antara hampir Ultraviolet (UV A) hingga Merah.
Kura-kura memiliki sebuah mulut lebar yang kokoh. Kura-kura
menggunakan rahangnya untuk memotong dan mengunyah makanan. Sebagai pengganti gigi, rahang atas dan
bawah pada kura-kura dilapisi oleh deretan tulang yang keras. Kura-kura
karnivora biasanya memiliki tulang yang berbentuk pisau tajam untuk
mengiris-iris mangsanya. Kura-kura herbivora memiliki tulang yang ujungnya
seperti gergaji untuk memotong-motong tanaman yang keras. Kura-kura menggunakan
lidahnya untuk membantu mengunyah makanan, tapi mereka tidak dapat, tidak
seperti kebanyakan reptil, menjulurkan lidahnya untuk menangkap makanan.
Tempurung
Tempurung kura-kura bagian atas disebut carapace. Tempurung bagian bawah yang membalutnya disebut plastron. Carapace dan plastron
tersambung pada sisi-sisi kura-kura oleh strukur tulang yang disebut bridges.
Lapisan bagian dalam pada kura – kura terbuat dari sekitar 60 tulang yang
meliputi porsi tulang belakang dan rusuk, yang berarti bahwa kura-kura tidak
dapat merangkak keluar dari tempurungnya.
Bentuk tempurung
kura-kura memberi petunjuk yang sangat menolong mengenai bagaimana kura-kura
tersebut hidup. Kebanyakan kura-kura
darat memiliki tempurung yang besar dan berbentuk kubah yang membuat sulit
bagi predator untuk menghancurkan tempurung diantara taring-taringnya. Satu
dari sedikit pengecualian adalah kura-kura darat pancake Afrika yang memiliki
tempurung yang lentur dan datar yang membuatnya dapat bersembunyi diantara
repihan batu. Kebanyakan kura-kura
akuatik memiliki tempurung yang datar dan beralur yang membantu dalam
berenang dan menyelam.
Kura-kura darat, yang
hidup di dataran, memiliki tempurung yang lebih berat. Kebalikannya,
kura-kura akuatik dan labi-labi memiliki tempurung yang lebih ringan yang
membantunya untuk tidak tenggelam dalam air dan berenang dengan laju yang lebih
cepat. Tempurung yang lebih ringan ini
memiliki sebuah ruang kosong besar yang disebut fontanelles diantara
tulang-tulang tempurung. Tempurung pada penyu berpunggung bulu sangat ringan
karena mereka memiliki sedikit scute dan terisi banyak fontanelles.
Kulit dan pergantian
kulit
lapisan luar tempurung adalah bagian dari kulit,
masing-masing scute (atau piring) pada tempurung merupakan sebuah sisik yang
termodifikasi. Kura-kura akuatik dan terrapin tidak berganti kulit dalam satu
kali proses, seperti yang dilakukan oleh ular, tapi secara berlanjut, dalam potongan-potongan yang kecil.
Ketika berada dalam sebuah lingkup air, lembaran
kecil kulit mati dapat dilihat dalam air . ketika telah berkerak, bahkan
ketika hewan tersebut menggosok-gosokkan badannya pada sepotong kayu atau batu.
Kura-kura darat juga berganti kulit, tapi
sejumlah besar kulit mati dapat diakumulasi menjadi potongan tebal yang memberi
perlindungan pada bagian-bagian tubuh diluar tempurung.
Scute pada tempurung tidak pernah berganti, dan, semakin
lama terakumulasi, tempurung menjadi semakin tebal. Dengan menghitung lingkaran
yang terbentuk oleh scute yang lebih tua dan lebih kecil di atas scute yang
lebih muda dan lebih besar, memungkinkan kita untuk memperkirakan umur seekor
kura-kura, bila kita mengetahui berapa banyak scute yang diproduksi dalam
setahun. Metode ini kurang akurat, dikarenakan sebagian besar angka pertumbuhan
tidak konstan, tapi juga karena sebagian scute terkadang jatuh dari tempurung.
Anggota badan
Kura-kura darat memiliki kaki yang pendek. Kura-kura darat terkenal memiliki gerak yang
lamban, dikarenakan oleh tempurungnya yang berkubah dan berat tapi juga karena
gaya berjalan merangkak yang tidak efisien yang mereka miliki, dengan
kaki-kaki yang meregang satu sama lain
Kura-kura yang bersifat amfibi biasanya memiliki anggota
badan yang sama dengan kura-kura darat tadi kecuali kaki mereka memiliki
selaput jari dan biasanya memiliki kuku yang panjang. mereka senang berjemur.
Kura-kura air tawar jantan lebih banyak memiliki kuku yang panjang, digunakan
untuk merangsang betina saat kawin. Meskipun kebanyakan kura-kura air tawar
memiliki kaki berselaput jari, beberapa kura-kura air tawar, seperti kura-kura
moncong babi, memiliki kaki berbentuk dayung yang sejati, dengan jari-jari yang
menyatu membentuk dayung dan kuku-kuku yang kecil. Spesies ini berenang dengan
cara yang sama seperti yang dilakukan oleh penyu
Ekologi dan sejarah
kehidupan
seluruh kura-kura air
dan darat adalah reptil yang bernapas dengan paru-paru, harus naik ke
permukaan pada waktu yang teratur untuk mengisi ulang paru-parunya dengan udara
segar. Mereka juga bisa menghabiskan hampir seluruh hidupnya di dataran
kering.. Beberapa spesies memiliki lubang kloaka besar yang dipenuhi oleh
banyak proyeksi-proyeksi yang berbentuk seperti jari. Kura-kura air dapat
menyaring oksigen yang terkandung dalam air
Kura-kura adalah
hewan yang bertelur, seperti reptil lainnya, dimana telurnya lembut dan
berbulu.
Telur-telur dari spesies terbesar berbentuk bulat, sementara
telur-telur jenis lainnya berbentuk lonjong. Albumennya berwarna putih dan
mengandung protein yang berbeda dari telur burung, yang menyebabkan embrio
tidak akan mengeras saat dimasak. Telur
kura-kura mengandung hampir seluruhnya kuning telur. Pada beberapa spesies,
suhu menentukan apakah embrio pada telur itu akan berkembang menjadi jantan
atau betina: suhu yang lebih tinggi
menyebabkan embrio berjenis kelamin betina, suhu yang lebih rendah menyebabkan
embrio berjenis kelamin jantan. Sejumlah
besar telur-telur disimpan dalam lubang galian dan dikubur dengan lumpur atau
pasir. Telur-telur itu lalu ditutupi dan ditinggalkan untuk diinkubasi sendiri.
Ketika bayi kura-kura lahir, mereka mencari jalan sendiri untuk mencapai
perairan. Kura-kura bukan merupakan spesies dimana induk yang merawat
anak-anaknya.
Kura-kura memakan
waktu bertahun-tahun untuk mencapai usia kawin. Terkadang kura-kura hanya
berkembang biak sekali dalam beberapa tahun atau lebih.
Sumber : http://www.reptilx.com/2008/09/29/pengetahuan-dasar-tentang-kura-kura/